Rabu, 06 Mei 2015

Analisa puisi Karangan Bunga ( Taufik Ismail)




 Potret Kehidupan Orde Lama
Tahun 1966
Oleh: Annisa Erwindani

Judul puisi : Karangan Bunga
Penulis       : Taufik Ismail
Tahun         : 1966

            Puisi karangan bunga karya Taufik Ismail bertemakan tentang kepahlawanan. Puisi ini menceritakan tentang kejadian di tahun 1966. Tiga anak kecil adalah simbol Tritura yang diteriakkan oleh rakyat karena Indonesia telah terlalu lama tunduk pada pemerintahan Soekarno dan takut untuk berubah (yang dilambangkan ”dalam langkah malu-malu”). Sementara Salemba adalah simbol perjuangan rakyat, karena pada waktu itu dijadikan markas KAMI. Selain itu juga menjadi tempat dimakamkannya jenazah Arif Rahman Hakim. Puisi tersebut menggambarkan bahasa dan suasana yang sedih dan berduka. Citraan puisi tersebut menggunakan citraan penglihatan karena tiga anak kecil melangkah hanya bisa dilihat. Majasnya menggunakan majas metafora diumpamakan seperti Mahasiswa yang sedang berjalan datang ke Salemba dengan malu-malu. Dalam puisi karangan bunga, penulis menitipkan amanat agar kita harus selalu rela berkorban dan tidak berputus asa seperti  
 pengorbanan pahlawan kita yang telah gugur dan kita harus lebih semangat lagi.
            Pada puisi di atas yang berjudul Karangan Bunga penyair menggambarkan situasi yang sangat menyedihkan. Puisi Karangan Bunga menggambarkan situasi yang sedang dialami pada saat itu, tepatnya saat peristiwa demonstrasi mahasiswa pada tahun 1966 menentang orde lama. Pada bait Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke salemba Sore itu Tiga anak kecil yang mewakili golongan manusia lemah, masih suci dan murni hatinya, yang sebenarnya belum tahu apa-apa tentang peristiwa demonstrasi itu di Salemba. Akan tetapi mereka bertiga sudah mampu menyatakan turut berduka cita terhadap peristiwa demonstrasi yang terjadi di Salemba. Tiga anak kecil dengan langkah yang malu-malu untuk datang ke Salemba dengan membawa karangan bunga untuk para pahlawan, yaitu para mahasiswa yang ditembak mati oleh sang penguasa. Selanjutnya pada bait Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga sangat jelas menggambarkan betapa pedulinya tiga anak kecil yang belum tahu apa-apa tentang persoalan peristiwa demonstari yang terjadi di Salemba. Tiga anak kecil tersebut juga menggambarkan rasa sedih dan turut berduka cita dengan membawa dan memberikan sebuah pita hitam yang berada pada seebuah karangan bunga. Pada bait Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi sudah sangat bisa ditebak, bait ini menggambarkan sebuah kesedihan yang amat mendalam dirasakan oleh banyak pihak, termasuk tiga anak kecil yang membawa karangan bunga dengan pita hitamnya. Pada bait tersebut juga menggambarkan betapa tiga anak kecil yang sangat berduka cita dengan kejadian di Salemba. Tiga anak kecil sangat berduka cita dengan kejadian di Salemba yang harus menewaskan mahasiswa. Mahasiswa itu adalah Arif Rahman Hakim yang berjuang pada tahun 1966 melawan orde lama. Mahasiwa tersebut mati ditembak oleh sang penguasa di negeri ini.
            Kelebihan puisi karangan bunga adalah bahasanya yang mudah difahami.
            Puisi karangan bunga termasuk puisi yang bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar